Cara Beternak Belut

Cara Beternak Belut yang Benar
Permintaan belut di pasar domestik dan pasar global sangat tinggi. Sehingga banyak sekali orang yang mencoba mendirikan usaha peternakan belut. Sayangnya tidak semua yang berhasil beternak belut, lebih banyak yang gagal dari pada yang berhasil. Artikel akan membantu kamu agar berhasil melakukan budidaya belut.

Usaha peternakan belut dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembibitan, tahap pembesaran dan tahap pemanenan. Setelah tahap pemanenan selesai maka dilanjutkan kembali lagi ke tahap pembibitan dan begitu seterusnya.

BIBIT

Pertama kali kita harus mendapatkan bibit belut yang terbaik untuk dibudidayakan. Bibit yang berkualitas akan menghasilkan belut yang berkualitas juga. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
  1. Sehat dan tidak cacat
  2. Maksudnya fisik bibit belut dalam keadaan sehat dan tidak cacat. Walaupun ukurannya kecil dan mungil namun bentuk fisiknya masih dapat dilihat dengan mudah.
  3. Lincah dan aktif bergerak
  4. Ini merupakan tanda vital yang harus diperhatikan. Biasanya belut yang stres akan loyo (tidak banyak bergerak). Bila tetap menggunakan belut stres biasanya dalam dua hari saja belut akan mati dan mengambang di permukaan kolam.
Bila kamu memesan bibit kepada petani atau peternak belut silahkan. Namun kamu harus jeli dalam membelinya. Pernah belut mati secara massal gara-gara bibit sempat ditempatkan dalam drum yang baru saja di cat peternaknya. Sehingga bibit belut mati dalam dua hari.

Saat belut sampai di lokasi sebaiknya dikarantina dulu. Biasanya belut akan stres selama dalam perjalanan. Cukup dengan meletakan belut dalam ember yang dialiri air bersih (air harus mengalir agar kotoran belut juga terbawa keluar). Kemudian berikan pakan kuning telur segar. Karantina belut selama dua hari saja. Biasanya ini cukup membantu.

TANAH KOLAM

Tanah untuk budidaya belut dapat diambil dari sawah. Ini adalah tekstur alami untuk pertumbuhan belut. Usahakan tanah ini tidak tercampur pasir. Membuat kolam ini (tanah dan bokashi) membutuhkan waktu sekitar 3 minggu hingga dapat digunakan. Sembari menyiapkan tanah sebaiknya kita mulai mencari/memesan bibit belut.

Menggunakan tanah sawah merupakan keputusan yang tepat, karena habitat belut sebenarnya adalah di sawah. Selain itu kandungan unsur haranya juga sama dengan sawah aslinya. Ini adalah standar tekstur tanah untuk hidup belut.

BOKASHI

Bokashi dibuat untuk memperkaya kandungan nutrisi tanah sehingga tingkat kesuksesan budidaya ini meningkat. Bila tidak menggunakan bokashi ini terkadang belut mati karena tanah terlalu asam dan tidak kurangnya nutrisi hara tanah. Adapun bahan yang digunakan untuk membuat bokashi yaitu :
  1. Bekatul 20%
  2. Cacahan Batang pisang 10%
  3. Pupuk Kandang 30%
  4. Jerami padi kering 40%
  5. EM4
  6. Air bersih
  7. Molases / Larutan gula 1 liter
  8. Tong fermentasi
Cara pembuatannya pertama cacah batang pisang dan juga jerami menjadi ukuran kecil-kecil (Sekitar 5-10 cm saja). Setelah itu dikeringkan di bawah terik matahari langsung hingga benar-benar kering.

Setelah kering campurkan semua bahan-bahan diatas dan aduk hingga rata. Setelah diaduk kemudian masukan ke dalam tong untuk difermentasi. Jangan lupa ditutup rapat hingga tak ada udara yang masuk (Anaerob).

Sekali sehari aduk campuran dengan cara dibolak-balik. Dengan begitu proses fermentasi akan lebih cepat terjadi dan merata di seluruh bagian. Dengan memeriksanya sekali sehari kita bisa tau apakah bokashi sudah bisa digunakan atau belum.

Bokashi yang sudah bisa digunakan bentuknya remah dan rapuh. Bila digenggam akan terasa dingin. Jika bokashi masih panas berarti proses fermentasi masih berlanjut. Tunggu beberapa hari lagi. Sedangkan apabila pembuatan bokashi gagal biasanya akan muncul belatung.


TANAH + BOKASHI

Bila proses fermentasi telah selesai selanjutnya kita masukan Bokashi ke dalam kolam budidaya. Campurkan bokashi dengan Tanah hingga merata. Seperti mencampurkan bahan saat membuat bokashi. Setelah itu diamkan sekitar 7-10 hari.

Selanjutnya mulailah mengaliri air bersih ke dalam kolam. Pastikan kamu telah membuat lubang pembuangan air untuk kolam ini. Air tidak perlu deras namun secukupnya saja.

Bila aliran air telah lancar masukan tanaman-tanaman air seperti enceng gondok. Ini akan menjadi tempat bersembunyi belut. Masukan juga ikan-ikan kecil yang biasa ada di sawah untuk pakan belut.

PEMBESARAN BELUT

Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu. Setelah media tanah dan bokashi siap digunakan, kini saatnya kita masukan belut ke dalam kolam budidaya. Ingat, pastikan bibit belut yang digunakan adalah yang terbaik susuai kriteria yang telah dijelaskan di awal.

Masukan belut pada waktu subuh atau malam hari. Hal ini bertujuan agar belut tidak stres. Caranya dengan memiringkan embernya dan tinggalkan saja di dalam kolam (ember letakan dalam posisi tersuling). Biarkan bibit belut keluar dengan sendirinya.

PERAWATAN

Setelah belut masuk ke dalam kolam selanjutnya tugas kita adalah perawatannya. Berikan pakan setiap hari sesuai kebutuhannya. Pakan yang disukai belut adalah cacing, kecebong, keong mas, bekicot, cacing sutra dan ikan-ikan kecil.

Walapun belut biasanya belut mencari makan pada malam hari, kamu tetap bisa memberikan belut makan setiap saat.

Perawatan selanjutnya adalah membuat hujan buatan. Dengan adanya hujan buatan ini belut akan benar-benar merasa di alam bebas seperti di sawah. Bisa gunakan kaleng susu bekas dengan dilubangi pada bagian bawahnya.

Selain itu pastikan juga tanaman airnya tetap terjaga. Tidak terlalu banyak namun cukup untuk menutupi kolam budidaya.

PEMANENAN

Setelah dipelihara selama 4 bulan belut sudah tumbuh besar dan bisa dipanen. Adapun cara pemanenan belut cukup sederhana. Kosongkan air di dalam kolam. Kemudian mulai mengeluarkan tanah sambil disaring dengan kawat jaring kemudian disirami air. Belut yang didapat kemudian dimasukan ke dalam ember khusus. Selanjutnya hasil produksi bisa dijual atau dikonsumsi sendiri.

Karena ini baru tahap awal sebaiknya belut tidak langsung dijual semuanya, tapi sisihkan sebagian untuk tahap pembibitan belut. Dengan menghasilkan bibit belut sendiri, kita tidak perlu lagi harus membeli bibit belut dari orang lain.

PEMBIBITAN

Khusus untuk masalah pembibitan ini kita harus memahami dulu bagaimana belut melakukan perkawinan. Berikut proses Perkawinan Belut :
  1. Belut dewasa akan saling mencari pasangannya masing-masing, baik belut jantan maupun belut beitna. Caranya adalah dengan berkumpul bersama belut-belut lainnya dan melihat pasangan yang yang cocok.
  2. Setelah menemukan pasangannya. Pasangan ini kemudian masuk ke dalam lubang perkawinan yang telah dibuat sebelumnya oleh belut jantan.
  3. Setelah beberapa hari akan muncul busa berwarna putih kekuning-kuningan. Ini bukan busa biasa tapi ini telur belut yang disimpan di dalam busa. Tujuan agar tidak terlihat oleh predator (kamuflase).
  4. Dalam waktu 7 hari biasanya telur tadi sudah menetas. Selama 7 hari ini pula belut jantan akan menjaga telur tersebut. Sedangkan belut betina pergi mencari makan.
  5. Setelah telur menetas maka lahirlah bibit belut baru. Semenjak menetas bibit belut mencari makannya sendiri. Secepatnya bibit belut ini segera dikarantina agar tidak dimakan oleh induknya sendiri (ingat, belut merupakan hewan kanibal).
Dalam melaksanaa pembibitan ini kita harus menggunakan indukan belut terbaik. Indukan inilah yang nanti akan menjadi Grandparent Stock. Adapun ciri-ciri indukan belut yang baik adalah sebagai berikut :
  1. berusia 3-5 bulan
  2. Belut Betina, kepala runcing, panjang sekitar 30 sentimeter, bentuk ekornya runcing dan umurnya paling lama 7 bulan
  3. Belut Jantan,  bentuk kepala tumbul, panjang tubuh lebih dari 30 cm, bentuk ekor tidak terlalu lancip dan umur lebih dari 7 bulan.
  4. Tidak terdapat cacat tubuh
  5. Aktif bergerak
Dengan terus menyilangkan belut-belut berkualitas terbaik maka performa keturunannya juga akan memuaskan.

Dalam budidaya belut ini masa pembesaran belut dari semenjak menetas sampai umur 2 bulan merupakan masa-masa yang sangat kritis. Pasalnya belut sangat sensitif dan mudah terkena stres. Apabila belut sudah stres dalam beberapa hari saja ia akan mati.

Baik itu disebabkan karena terpapar panas matahari langsung, air yang kotor, makanan yang kurang ataupun kondisi tanah yang tidak sesuai. Oleh karena itu bagi kamu yang masih pemula sebaiknya gunakan saja belut yang sudah berumur 3,5 bulan. Agar tidak mengalami kegagalan akibat mortilitas.

Bagi yang sudah mulai berpengalaman untuk mengatasi masalah ini bisa menggunakan kolam-kolam khusus. Kolam tersebut diantaranya adalah kolam pemijahan, kolam pendederan, kolam penetasan, kolam belut remaja dan kolam pemeliharaan.

Kolam Pendederan - adalah kolam khusus untuk belut berukuran 1-2 cm dengan kepadatan kolam 500 ekor per meter persegi.
Kolam Belut Remaja - adalah kolam khusus untuk belut berukuran 3-5 cm. Isi kolam ini 250 ekor per meter persegi.
Kolam Pemeliharaan - Kolam pemeliharaan terbagi menjadi 2, Pertama kolam untuk belut berukuran 5-8cm sampai 15-20 cm dengan isi 100 ekor per meter per segi. Kedua adalah kolam untuk belut berukuran 15-20 sampai 30-40 cm dengan isi 50 ekor per meter persegi.

Dengan adanya klasifikasi ini kita dapat memberikan perhatian yang lebih intensif untuk belut-belut yang muda. Sehingga angka mortilitas budidaya ini dapat diminimalisir.

Begitulah seterusnya budidaya belut ini dijalankan, sesuai dengan tahapan yang telah dijelaskan. Bila budidaya ini dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang, maka industri peternakan belutpun dapat diwujudkan. Dengan produksi yang konstan maka kita dapat memenuhi permintaab belut di pasar global.

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Cara Beternak Belut"